Sunday, November 2, 2008

Pernikahan Dini

Dengan maraknya pembahasan tentang pernikahan dini, banyak hal yang perlu ditinjau melalui pendekatan mental, moral, dan spiritual, terkadang banyak kemunafikan sosial yang dibicarakan dalam berbagai hal karena hanya dilihat dari berbagai kepentingan tertentu bukan penelusuran secara mendalam tentang esensi sosial kehidupan, yakni hanya melihat dari sisi dhohir (wujud fisik) saja yang terjadi selama ini, tanpa mau melihat secara general kehidupan yang terjadi selama ini
Tak perlu dipungkiri dan ditutupi, kita melihat kenyataan yang ada berapa persen anak diusia remaja (ABG) sudah mengenal kehidupan seks, bukan hanya sekedar pelampiasan hawa nafsu di saat pacaran namun bahkan berani menjajakan diri demi suatu kepentingan baik menyangkut ekonomi, maupun "privacy" kehidupan di jaman modern
Hasil penelitian menunjukkan hampir 30% anak di bangku sekolah SMP (di kota2 besar) sudah berani melakukan hubungan seks baik tertutup maupun terang2-an, kita lihat hasil dari pelacakaan beberapa stasiun TV yang menayangkan kehidupan seks di usia remaja
Disamping itu mari kita telusuri lebih jauh kehidupan sosial pada daerah2 tertentu seperti Madura, Sulawesi, Kalimantan dsb. Banyak anak2 di usia dini sudah dinikahkan oleh orangtuanya, karena pertimbangan - pertimbangan tertentu, seperti menjaga aib keluarga agar tidak terjerumus pada persoalan perzinahan disamping membangun kedewasaan seorang anak untuk bertanggungjawab
Oleh karenanya, sesuatu jangan dilihat sebelah mata, mari kita telaah lebih jauh dari kaca mata bathin (hati nurani) yang paling dalam, Jika pernikahan mengarah pada keselamatan seseorang gadis terhadap perzinahan apa salahnya kalau segera di nikahkan, toh seorang wanita sah dikawini jika sudah datang bulan (menstruasi) dan fihak wali/ortu mengijinkan, dari pada sekarang banyak anak diusia remaja (masih bau kencur) sekitar 10-13 tahun sudah menjajakan diri sebagai PSK atau melayani om2 hidung belang. Sekarang kalau ulfah dipisahkan dengan puji apa jadinya dengan kondisi psikis dirinya terhadap keluarga dan masyarakat. Yang saya tidak sepakat kenapa puji mengawini ulfa atas dasar hutang piutang, serta pemerintah tidak bisa memberikan jalan keluar yang terbaik bagi anak2 di usia dini dengan ekonomi terbatas, mari kita renung bersama
Disisi lain banyak LSM, justru memberikan peluang kepada pekerja seks dengan pengamanan kesehatan seperti pemakaian kondom, suntikan obat anti penyakit kelamin / HIV, dsb. Dan bukannya pengentasan terhadap persoalan ekonomi. Ingat wejangan nabi: "Barangsiapa memberikan peluang kepada orang untuk berbuat kekejian ("perzinahan") maka dia termasuk ahli neraka" Wassalam

1 comment:

Unknown said...

Ya.. sepertinya bisa buat inspirasi pak...